Hujan gerimis menyambut
kedatangan saya di desa tertinggi di Pulau Jawa. Desa Sembungan di dataran
tinggi Dieng memiliki predikat desa tertinggi se Pulau Jawa, karena terletak di
ketinggian 2.306 mdpl. Dinginnya hawa desa tersebut seketika meneguhkan
ketinggiannya, saya lihat pengukur suhu dimobil mencatatkan 15 derajat celcius.
Kesejukan yang jarang saya peroleh di Yogyakarta.
Akhirnya saya tiba di penginapan
yang menghadap ke bukit Sikunir dan Telaga Cebong pukul 3 sore. Suasana dingin
setelah turun hujan menambah dramatis saat memandang danau Cebong berlatar bukit
Sikunir dari kaca jendela kamar saya. Akhirnya saya merebahkan tubuh dikasur
setelah menempuh perjalanan panjang dari jogja, sembari menatap bukit Sikunir
yang sedikit demi sedikit mulai bersembunyi dibalik kabut.
Sedikit cerita mengenai desa
Sembungan dimana homestay saya berada. Selain sebagai desa tertinggi se pulau
Jawa, desa ini juga memiliki hasil bumi berupa kentang berkualitas dan bernilai
tinggi. Desa ini cukup jauh dari pusat Dieng, jadi ada baiknya mempersiapkan
bahan makanan untuk diolah di homestay. Karena ketika saya bermalam di
Sembungan hanya ada satu dua warung makan dan itu pun tidak buka, karena mata
pencaharian utama penduduk Sembungan adalah petani kentang. Akhirnya setelah
makan malam, saya mulai beristirahat mempersiapkan untuk pendakian kecil besok.
Ada sedikit tips jika berencana
melihat Sunrise di bukit Sikunir, membawa peralatan yang diperlukan untuk naik
bukit. Baju hangat, jaket, celana jeans / nyaman, sepatu (sebaiknya jangan
sandal), penutup kepala, sarung tangan dan Lampu penerang (senter). Karena suhu
terendah pada musim hujan sekitar 10 derajat dan bahkan suhu terendah di musim
kemarau bisa dibawah 0 derajat (minus), jadi penghangat tubuh adalah sesuatu
yang tidak dapat ditinggalkan.
Keesokan harinya pukul 2 dini
hari, jalan didepan penginapan mulai ramai dengan wisatawan yang mulai berjalan
menuju Sikunir. Selepas adzan subuh, saya pun mulai menuju bukit sikunir dan tak
lupa membawa perlengkapan dan juga air
minum dalam botol.
Sesampainya di kaki bukit ,
ternyata sudah cukup banyak juga wisatawan yang akan mengejar Sunrise. Saya mulai
melangkahkan kaki diterangi lampu senter. 50 sampai 100 meter pertama jalan
masih berkonblok dan cukup landai, lalu 200 sampai 300 meter jalan mulai
mendaki dengan tangga dari batu besar dengan pembatas dari besi. Tantangan masih
berlanjut 400 sampai 500 meter pendakian semakin curam dari sebelumnya dan
tanpa pembatas disisi jalan. Medan 200 hingga 500 ini biasanya pengunjung yang
tidak terbiasa melakukan outdoor activity harus istirahat 2 sampai 4 kali. Saya
dan istri saya harus berhenti 4 kali hingga akhirnya sampai di Pos 1. Mengingat
medan menuju puncak masih menanjak dan licin, maka saya berhenti di Pos 1.
Disini sudah menunggu pengunjung
lainnya yang tidak meneruskan ke puncak. Walaupun tidak dipuncak namun kabarnya
pemandangan dari sini juga mengagumkan. Setelah mendapatkan posisi yang tepat
dan nyaman, penantian dimulai. Akhirnya pukul 4.30 langit di ufuk timur mulai
berubah menandakan sang mentari mulai menggeliat dari peraduannya. Sekedar informasi,
ini adalah pendakian pertama saya dan menyaksikan detik-detik Sunrise adalah
suatu pengalaman yang tak terlukiskan dengan kata-kata. Suatu proses munculnya
matahari pagi berlatarkan gunung Sindoro dan Gunung Merapi Merbabu, yang pada
mulanya gelap sedikit demi sedikit cahaya keemasan mengusir sang malam. Beberapa
kali saya mengambil foto mengabadikan keindahan tersebut sekaligus berlatih,
minimnya cahaya saya mengatur kamera dengan setting M dan Manual Fokus dengan
Aperture F 3.0 dan ISO 6.400. Untuk menikmati proses berubahnya beberapa kali
saya merubah Aperture dan ISO nya karena cahaya mulai terang.
Setelah kurang lebih satu jam
menikmati Sunrise dari Sikunir, kami mulai menapaki jalan turun kembali ke kaki
bukit. Meskipun tidak seberat pendakian namun harus tetap hati hati karena
licinnya jalan dapat mengakibatkan terpeleset. Sesampainya di kaki bukit, kami
mengisi perut kami dengan kentang kecil dibumbu manis pedas dan tempe kemul. Suatu
pengalaman yang mengesankan.
Sikunir Golden Sunrise |
" If You Truly Love Nature, You'll Find Beauty Everywhere" - Vincent Van Gogh
Aihhh bahasanyaaaa puitisnyaaaa... Yes, its my panda.. Ituuu fotoku kliatan siluet doang yak nda.. 😍 😍 😍 sharing is caring..
BalasHapusOke.. Sikunir ya.. Baru denger..
BalasHapusPemandangannya indah banget. Kapan2 pengen ke si kunir bareng keluarga ah.
BalasHapus